This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 09 September 2018

EXPLORE BALI : 4 Hari 3 Malam


PART 4

Finally kita udah di ujung cerita, final part, yang sebenarnya cerita di part ini lebih sedikit dari cerita di part-part sebelumnya. Pada hari terakhir di Bali, hari keempat, Cuma tinggal pulang ke Solo aja sih, tapi informasi penting ada di part ini karena memuat tentang estimasi total price yang bisa dijadikan acuan kalian. Oke lanjut ya waktu gue bangun tidur. Oh iya guys sorry nyelip, nama toko depan Joger itu Serimpi Bali. Haha maap nyelip.

Ini spot foto yang kalian harus banget kunjungin kalau mau flight balik. lokasinya di bandara.

Gue bangun sekitar jam 7 pagi, masih ngantuk pakai banget. Untung semalem udah packing jadi ga keburu-buru untuk pulang hari ini. Hari ini sarapan apa? Batatas dan pitatas La Plancha kemarin karena masih banyak banget hahaaa, mau beli nasi jingo udah pada males turun ke bawah haha… Oh iya mau nginetin hari ini balikin motor ya. Udah di jemput masnya rental kok. jadi Vanessa rental motor dan Kiki Residence Hotel itu udah kerjasama jadi kalau kita mau balik duluan tapi motornya belum diambil bisa dititipin ke receptionist hotel. Tapi waktu itu kita masih bisa ketemu mas rental sih sambil kasih testimony. Gue janjian ambil motor jam 8 pagi. Pas deh itungannya 2 hari dari tanggal 15 jam 8 pagi sampai tanggal 17 jam 8 pagi. Setelah packing mandi dan lain sebagainya gue turun ke lobby untuk cek out jam 9 pagi karena gue flight jam 11 pagi. Gue ke bandara naik grab yang isi berenam. Takut aja naik yang reguler dapatnya mobil kecil macam waktu gue berangkat dulu mobil brio isi 4 plus koper-koper alhasil pintu belakang kagak dikunci karena ga muat. Tarif berenam dari Kiki Residence Hotel ke Bandara Ngurah Rai sekitar Rp 48.000,- tapi karena temen gue baik jadi dibayarin deh. Semoga diperbanyak rejekimu ya cuy. Amin.


nih harganya

sambil nunggu delay berakhir

jadi ini sus basah yang ada isi-sisnya tapi enak bener deh.


Gue dapat supir yang baik langsung didrop ke tempat yang ada kereta dorongnya dan ikut bantuin. Sampai di sana gue langsung check in flight dan langsung menuju ke gate 4. FYI Denpasar-Solo pakai Air Asia suma sekali flight sekitar jam 11 dan ternyata DELAY!!!!! Berapa jam? 2 jam. WTF! Tapi emang sih gue lihat bandaranya sibuk banget mau take off aja banyak yang antri. Gue lupa kalau gue dapet jastip Beard's Papa. Apa itu? Makanan yang harus banget kalian beli. Gue juga baru pertama sih nyobain itu. Jadi itu roti yang Cuma ada di beberapa tempat. Solo belum ada. Tapi enak sih bener. Setelah menunggu 2 jam, gatenya pindah ke gate 2. Dan akhirnya gue pulang………………………………………………………Thank you Bali.

good bye Bali



Oke guys gue mau kasih total price ke kalian ya:

Tiket PP + hotel pakai jasa tour and travel Rp 1.100.000
Grab dari rumah ke bandara karena dibagi berempat jadi Rp 14.000,-
Grab dari bandara ke hotel karena dibagi berempat jadiRp 6.750,-
Geprek Bensu Rp 22.000,-
Grab dari hotel ke Art Centre karena dibagi berempat jadiRp 10.250,-
Nasi goreng Rp 13.000,-
Grab dari Art Centre ke hotel karena dibagi berempat jadiRp 9.750,-
Sewa Motor karena dibagi berdua jadi Rp 67.500,-
Nasi jenggo +gorengan Rp 6.000,-
Parkir Nusa Dua Rp 3.000,-
Pie Susu Dhian Rp 47.000,-
Tipat cantok Rp 10.000,-
Es teh Rp 5.000,-
Nasi jenggo + gorengan Rp 8.000,-
Mineral water Rp 5.000,-
Parkir Pantai Sanur Rp 2.000,-
Lumpia Sanur Rp 5.000,-
Joger Bag Rp 133.000,-
La Plancha Rp 94.000,-
Motel Mexicola Rp 45.000,-

Jadi total price gue Rp 1.606.250. Itu belum termasuk oleh-oleh dan beberapa dana yang tidak terduga.

So, itu cerita gue ketika Explore Bali bisa jadikan kalian referensi kalau mau ke sana. Ambil yang baiknya, buang yang jeleknya. Mohon maaf jika ada kesalahan naa atau kalimat yang kurang berkenan. Mohon juga kritik dan saran di kolom kemantar ya guys. Tunggu cerita gue yang akan mengupas tempat-tempat lain. Thank u semua. God bless u all.


Jumat, 31 Agustus 2018

EXPLORE BALI : 4 Hari 3 Malam



PART 3

Sorry geng gue baru bisa lanjutin nulis nih karena lagi sibuk banyak project. Pada part ini gue kira merupakan gong dari hari-hari sebelumnya. Cuma bad news nya gue bangun kesiangan pada hari ketiga ini. Efek kecapekan kali ya. Untungnya cuaca juga mendukung untuk melakukan piknik. Langsung saja gue ceritain. Sebenarnya awal gue mau ke Desa Panglipuran tapi jaraknya jauh. Kalau dilihat dipeta sekitar 1,5 jam perjalanan dari hotel. Tapi memang satu jalur jika mengunjungi Desa Panglipuran. Maksud gue, setelah dari Panglipuran kalian bisa mampir ke Pasar Sukawati buat belanja oleh-oleh yang pastinya bisa ditawar trus mampir ke pantai sanur, habis itu ke Museum Bajra Sandi. Tapi apa daya gue kesiangan. Jam 10 (pakai an) baru bisa jalan. Akhirnya kita memutuskan untuk hanya mengunjungi Pantai Sanur, syukur-syukur masih ada waktu bisa berkunjung ke museum.

PANTAI SANUR

Perjalanan ke Pantai sanur juga lumayan jauh. Istilahnya nih hotel gue dari ujung barat Bali ke Pantai Sanur di ujung timur Bali. Pas di jalan habis ngisi bensin gue nyasar guys. Nyasarnya ke Museum Bajra Sandi. Hahhaaa kok bisa? Ya gatau namanya aja nyasar. Pas di situ ada sisa-sisa panggung nobar dengan bintang tamu Judika. Begonya gue sebagai sobat mizqyn ga datang waktu itu. Ya karena udah kecapekan pakai banget. Mau mampir banget sebenarnya. Tapi waktu terus mendorong, akhirnya mau gamau gue tetap meneruskan niat gue ke Pantai Sanur. Lumayan dekat kok dari museum. Pokoknya setelah ketemu KFC lurus aja dikit, di situ ada loket parkir, dah tinggal cari parkiran yang kira-kira buat kalian aman. Bayarnya Cuma Rp 2.000,- saja. Waktu gue sampai ombaknya udah gede buanget mau main air juga ga bakal bisa. Yaudah gue memutuskan untuk membeli makanan khas Sanur dahulu. Yoiiii ada makanan khas Sanur di sini, namanya Lumpia Sanur. Isinya? Ada bakwan, tahu, dan lumpia, serta dituangkan sambal kacang khas Sanur. Hmmm sepertinya gue bisa jual ini di Jawa, soalnya simpel banget. Harganya murah lagi, Cuma Rp 5.000,- lumayanlah buat sarapan. Namanya Pak Nyoman, sudah jualan lumpia sanur sejak 21 tahun yang lalu. Beliau asli dari Gianyar jadi kalau pergi ke Sanur selalu menumpang mobil dengan biaya 150K/ bulan (mungkin, karena beliau hanya menyebutkan angkanya). Intinya bisa jadi motivasi kita yang masih muda untuk tetap semangat bekerja. Di depan gue ada pendopo kecil gitu, kosong juga gaada orang. Ada satu buku di sana. Gue penasaran dong, gue samperin sama temen gue. Pas gue buka entah itu tulisan dalam bahasa apa. Gatau kenapa ombaknya itu sampai menghantam pendopo beberapa kali sampai gue sama temen naik ke atas pendopo dan ombaknya sampai di atas pendopo. Otomatis gue pegang tuh temen gue sembari merangkul. Panik guys. Berasa adegan ftv deh beneran. 
Haha sayangnya dia dah punya pasangan ya. Malah curhat -_-

Buat Sarapan :p


Nih harga karcis parkir, murah kan.


This is shit... Lumpia Sanur
Ini dulu bekas pelabuhan penyebrangan ke Nusa Penida

kalau pada mau ke Nusa Penida bisa lewat sini


Pas ombak sudah mereda gue balik ke daratan aman sambil keliling sekitaran pantai. Jadi di sini ada terminal kapal yang bisa menuju ke Nusa Penida guys. Kalau kalian berencana untuk liburan ke Nusa Penida bisa ke terminal kapal ini. Di sini juga disediakan paket wisatanya. Untuk harga mohon maaf gue belum sempat nengok. Mata para wanita harus dijaga kalau lewat daerah sini karena bakal berjajar dagangan khas pantai. Mulai dari pakaian sampai aksesoris yang Bali banget. Kalian juga kudu pinter-pinter nawar aja deh. Gue susurin tuh jalan pinggir pantai sampai ke ujung hotel apa gue lupa namanya. Trus ada jalan yang menuju pantai gitu, di tengahnya ada helipad. Kalau ada ombak gede berasa banget semburannya. Berasa banget di tengah laut. Seru deh pokoknya, kalian wajib banget ke sini kalau kalian berkunjung ke Pantai Sanur. Ada juga perahu yang tidak terpakai yang terparkir di bibir pantai bisa kalian manfaatkan untuk foto. Kurang lebih satu setengah jam di situ. Gue balik karena mengejar waktu untuk ke La Plancha waktu sorenya dan juga karena habis ini akan ke Joger jadi kalau mau belanja ga bisa namanya memprediksi waktu. Waktu perjalanan pulang gue mampir ke salah satu toko bangunan untuk membeli gembok kecil. Kenapa? Karena gembok koper gue dirusak setelah turun dari pesawat. Ini tips juga buat kalian. Padahal resletingnya sudah gue kunci gembok password dari koper tapi namanya di pesawat ya mesti barang-barang bakalan dilempar-lempar. Kalau kalian benar-benar mau aman ya di wrapping aja atau digembok.

Ini spot di Helipad

Ini hotel gue lupa namanya apa. Ada yang tau?
Spot Kapal yang gue maksud tapi, tapi sayang banyak sampah.


Joger

Sampailah di Joger Kuta. Perjalanan yang cukup rumit menurut gue karena kawasan kuta yang banyak gang-gang. Kalau kalian sobat mizqyn gue saranin belinya di toko oleh-oleh depan joger aja hahaa


Tapi kalau kalian mau yang khas banget Balinya yak di sini. Gue beli apa ya sampai lupa dijelasin pokoknya salah satunya tas mutifungsi harganya Rp 133.000,- Jadi tasnya bisa jadi handbag, waistbag, bag-bag yang lain. Worth it sih. Mau jelasin apa lagi ya tentang joger. Pokoknya udah tersohor bangetlah tempat ini. Buat kalian yang budgetnya tipis tapi mau belanja oleh-oleh yang tidak terlalu mahal bisa mampir ke depan jogger. Jadi di depan jogger itu ada toko oleh-oleh. Ada banyak, jadi kalian bisa lah pilih-pilih yang kiranya cocok yang mana. Gue aja udah beli di joger masih aja kurang jadi beli lagi di toko depan. Gue lupa namanya. Tapi harga lebih miring kok. Ga terasa waktu udah mau jam 4, karena gue ngejar sunset terakhir di Bali jadi buru-buru balik ke hotel buat drop barang dan mungkin cuci muka atau ganti baju untuk ke La Plancha. Pas jalan pulang beruntung banget ada yang jualan nasi jinggo cuma Rp 5.000 plus lauknya guys. Berasa oasenya sobat mizqyn. Kita pada beli tuh makanan luamayanlah nanti waktu ke La Plancha cuma ngemil doang.



abaikan muka gue yang pamer tas baru. padal ini salah jepret. wkwk

La Plancha

Setelah sampai hotel, gue langsung drop barang, cuci muka, dan ganti baju tanpa mandi. Ngejar sunset cuy. Perjalanan dari hotel ke La Plancha lumayan deket banget. Lamanya ya karena macet waktu jam pulang kerja. Dari hotel tinggal lurus aja ke arah kuta dan belok kanan. Dah sampai. Parkirnya? Bebas aja, di situ udah ada motor berjajar kok. Lalu apa yang kami lakukan? Tengak-tengok mau gimana ordernya, duduknya gimana, maklum pertama kali guys. Finally kita memutuskan untuk bertanya ke waiters yang udah standby di depan. Mbaknya tanya ke kita apakah sudah tahu aturan mainnya apa belum. Sebelumnya gue udah cari tahu dan baca referensi tentang La Plancha and kita suruh cari tempat. Pas cari tempat itu banyak yang udah dibooking. One more sorry ya bukannya gimana tapi gue ketika di sana dan cari tempat itu engga dibantu sama waitersnya, hanya ketika gue udah duduk baru dibilang kalau itu sudah dibooking. Tapi kalau customer asing langsung dicarikan tempat. Entah gue aja atau kalian juga merasa.setelah beberapa kali gue muter dapatlah tempat yang itu di depan dan paling pinggir jadi kena matahari langsung. Hmmmm blereng guys.  Disodorilah kita menu. Oh iya gue lupa, gue mau share rules kalau mau makan di La Plancha. Syaratnya mudah banget, jadi tiap customer harus membeli 1 makanan dan 1 minuman. Amannya kalian siapin uang seratus ribu saja tapi nanti ada kembaliannya kok. Gue bingung nih makanan apa yang mau gue order, secara semua nama makanan dalam bahasa asing. Bego banget kan gue. Cuma yang normalnya minum milkshake tapi itu terlalu mainstream man…. Akhirnya gue memutuskan untuk membeli Bir Bintang radler dan batatas. Yang lainnya bisa dilihat di menu bawah ini ya. Waktu gue panggil waitersnya malah guenya dikatain. “Beneran mau pesan batatas? Jauh-jauh ke Bali Cuma mau beli ubi rebus?” seketika tim gue semua ketawa. LOL! Kita baru tahu kalau batatas itu ubi. Tapi untung temen gue yang lain pesannya patatas. Kalau patatas itu kentang. Tapi gapapalah kita pesan batatas dan pitatas karena nanti bisa share makanan dan toh mungkin ubi di bali dan mahal itu rasanya beda hahaaa…. Bayarnya nanti guys waktu mau balik.

yukkkk ga La Plancha

fokus ke bikini merah euy...

enjoy the last sunset

uhhh blereng guys.

Tak berapa lama minuman kita datang, dan disusul makanan yang porsinya mengenyangkan. Jadi bener kan kita beli patatas 3 dan batatas 3 karena bakalan buat joinan. Karena udah datang, gue tinggalin buat mainan ombak yang saat sore itu ombak di Pantai Kuta sedang surut, dan ini benar-benar momentum yang bisa kalian manfaatkan buat ambil gambar. Mau goler-goleran juga boleh. Dari kejauhan kursi-kursi di La Plancha mulai bertambah banyak sampai di bibir pantai. Gue tetep nikmatin ombak yang kecil banget karena lagi surut dan karena ini last sunset. Karena udah benar-benar rame dan dari kejauhan ada banyak yang waiting list akhirnya gue balik ke tempat duduk yang tadi udah gue booking. Iya bener ada waiting list. Makanya mending kita kepanasan dulu di bawah matahari daripada kena waiting list.

ini total berenam ya guys...



Sorry, pamer.....


Gue review menunya dulu ya. Minumannya, gue pesen Bir Bintang Radler 330ML rasa lemon. Ini endues buanget gengs beneran. For the first time gue ngerasain ini dan ini zero alcohol jadi ga perlu takut mabuk. Tapi gue juga nyobain milkshake temen-temen gue dan rasanya ya B aja kayak biasanya. Nothing special sih. Lanjut ke makanannya. Gue cobain Pitatas dulu. Tampilannya kayak kentang biasanya di steak-steak pinggiran yang potongannya gede-gede tapi emang ini porsi besar sih. Buanyak banget deh emang bisa buat bertiga. Lanjut ke batatas, ini ubi porsi gede juga kayak pitatas tadi cuma menurut gue lebih enak. Rasanya kayak ubi cileumbu gitu. Due lihat samping gue pasangan bule-bule yang order bitatas juga dan gue lihat ekspresi mukanya aneh pas makan tapi menikmati wkwk pasrah gitu yang penting enak. Halah apaan sih. Jadi karena semua joinan maka bayarnya harga total dibagi berenam deh, totalnya perorang Rp 94.000,- Tuh bener kan kalau bawa uang seratus masih ada kembalian. Oiya di sini juga full music, jadi line area itu ada sisi-sisi yang ada speakernya. Pokoknya tempat ini rekomen buanget kalau mau menghabiskan waktu terakhir di Bali. You must to try it! Gue lupa kalau ada pesenan temen gue yang pesen oleh-oleh buat kecantikan kulit. FYI gue saat itu buka jastip, lumayanlah ya liburan tapi ngehasilin duit juga. Jadi, gue memutuskan ke Krisna Oleh-oleh. Udah tau lah ya toko ini. Gue pilih Krisna yang dekat dengan La Plancha. Sekitar 10 menit lah kalau dari La Plancha.

Krisna Oleh-Oleh

Ada tragedi dimana gue sama temen gue, 2 orang, kepisah. Setelah keluar dari kawasan Kuta temen gue tertutup mobil sampai akhirnya dia terpisah dari rombongan. Eh dia malah nyasar di Krisna yang lain. Yaudah yang penting masih ke sesama Krisna. Pas masuk eh gue menang undian buat foto bareng di studio di Krisna. Fotonya nanti bakal pakai baju khas Bali. Wah gue lucky banget ya. Tapi sayangnya gue Cuma dapet satu foro yang diprint padal udah shoot beberapa foto, kalau mau minta soft filenya harus bayar berapa gitu gue lupa. Lanjut gue beburu barang-barang jastip. Di sini juga lumayan lengkap dan ada beberapa item yang Cuma ada di sini.mau beli baju barong? Juga ada. Pokoknya lengkap dan terjangkau deh. Lalu gue beli apa? Udah ga beli Cuma beli item jastip, udah banyak barang gue padal koper masih sisa ruangan. Bodo amat yang penting hati senang pikiran tenang. Tips juga buat kalian kalau belanja jaga dompet apalagi kalau backpacker. Berasa bentr ya kalau belanja tapi kalau udah lihat jam hmmm udah wating time banyak banget. Gue di situ sampai mau tutup toko wkwk…. Akhirnya gue balik hotel, makan, mandi. Makan? Iya makan batatas dan pitatas yang ga habis tadi gue bungkus masukin kulkas. Mubazir dan sobat mizqyn beda tipis ya cuy.
Gue baru inget ini last night di Bali, ga afdol kalau ga habisin waktu dengan dunia malamnya Bali. Sebelumnya gue udah baca beberapa thread di twitter tentang tempat asyik habisin malam di Bali. Setelah gue sortir dan ketemulah… MOTEL MEXICOLA. Hmmm penasaran kan?






Ini sebenernya gue ga boleh motret, karena pakai hengpong jadul jadi ga ketahuan deh. maap yeee
Noh hasilnya, abaikan kuku ya.Iitu bukan kuku gue. Asli!!!

MOTEL MEXICOLA

Gue brangkat dari hotel sekitar jam 10.30 dan jalanan masih ramai tapi lancer. Jalannya mudah banget, tinggal lewat sunset road deh. Mentok, belok kiri dan ikutin aja jalannya. Pas gue lewat depannya emang anjirrrr rame buanget sape mau parkir aja muterin 2x. Gue akhirnya parkir di ujung depan toko orang hahaa bodo amat, tokonya mau tutup juga dan banyak yangt parkir situ. FYI di sini gaada tukang parkir ya, yang ada hanya bodyguard yang lumayan banyak yang menunggu di depan. Waktu mau masuk gue bingung nih sistemnya kayak gimana. Eh ada orang mau masuk yausa gue ikutin aja. Di depan kita check body sama tas juga kalau dah lolos kita bisa masuk dan tempatnya asyik buanget  beneran. Kiat bisa langsung beradaptasi sama sekitar,mikut gabung-gabung aja sama bule-bule. Mau beli minum juga antrinya panjang. Sebenernya nih, kalian ga beli minum pun juga gapapa tapi kalau udah dancing kan bawaannya haus. Gue dan tim, berempat, beli 3 bir aja, maklum yang satu eyang buyut jadi ga baik minum bir hahaha… Harga bir di sini agak sedikit mahal dari tempat biasanya. Kalian juga maklum dong ya orang namanya juga di bar. Satu orang dengan order bir bintang satu botol dikenai Rp 45.000,- pakai an lah. Tapi worth it dengan suasana yang ditawarkan. kita bebas mau dance dimana. Memang ada venue yang khusus buat dancing tapi karena pengunjungnya membludak ya mana aja di pakai. Orang-orang pada naik meja, kursi buat dance. Ya emang gitu sih di sini pokoknya have fun aja. Kalau di lantai 2 itu emang khusus buat makan. Kalau kalian datang ke sini pas siang hari kalian bisa menikmati suasananya, foto di setiap spotnya. Karena setiap spot di sini emang instagramable banget. Mexiconya kerasa banget. Pas siang juga bisa bawa anak-anak pokoknya familyable kalau sebelum malam. Pas malamnya ya gitu jiwa muda banget. Kalian ga perlu malu, sungkan kalau mau dancing. Banyak bule nanti yang tiba-tiba di samping kita lalu ikut dancing. Para waiternya juga gamau kalah, mereka juga ikut dancing. Ada moment juga dimana nanti salah satu dancer Mexicola melakukan atraksi. Dia akan mengajak satu pengunjung wanita untuk menjadi tumbal tarian eksotisnya. Entah itu cewek ataupun cowok. Jangan kaget, nikmatin aja. Wkwk FYI juga musik dari DJnya mudah dicerna I mean musik-musik viral yang sering kita dengar jadi ga susah kalau mau dancing. Katanya sih musik yang diplay sama mulu. Jeleknya gitu, tapi gatau yak an gue baru pertama. Pas gue dancing  ga nyadar gue sebelahan sama artis Trans 7, siapa ya? Pokoknya ada deh dia sama pacarnya. Dari kejauhan gue juga lihat anak artis yang berambut kribo tapi mama papanya cerai. Siapa coba tebak? Temen gue dancing malah dapat kenalan dong. Durian runtuh. Makanya di sini kalian bisa apa aja semau kalian. Intinya engga bakal menyesal. FYI! untuk kalian yang minum jangan geletakin sembarangan minumnya karena pasti langsung diambli sama waitersnya entah itu masih atau engga. Kejadian sama kek temen gue yang baru minum 5 tegukan, ditaruh di meja, dia ngedance, pas mau diambil lagi udah diambil waitersnya wkwkk



Itu penampakan sekilas dai dalam ya guys. Mexico buanget kan?



Itu Spot Foto yang sebenarnya bagus diambil saat siang hari sih

Hayo apakah kalian melihat ada anak artis di sana? Yang pastinya bukan yang berbandana, itu gue -_-

Sekitar jam 00.30 musik volume musik DJ udah mulai dikecilin dan beberapa kursi dan meja juga sudah dilipat oleh para waiters. Satu-persatu orang juga sudah mulai keluar arena dance. Its time for poto-poto guy. Meskipun lantai atas sudah di tutup tapi tiap sudut ruangan masih bisa dipakai untuk foto namun tak lama sih karena sudah mau tutup. Cuma gue gatau pastinya tutup jam berapa. Gue nongkrong bentaran di area outdoor dan bergegas balik hotel mengingat gue belum packing. What??? Gue belum packinggggg…. Tancap gas balik hotel, eh di jalan ada yang jualan nasi jingo. Lumayanlah menu sahur yang harganya cuma Rp 5.000,-  plus lauk. Sampailah gue di hotel, sambil packing sambil makan. Hahaaa…

ini totalnya ya guys untuk 3 bir


Okay guys jadi itu keseruan gue di hari ketiga yang merupakan hari terbaik selama gue di Bali.kalau ada infomrasi yang salah atau melenceng tolong komen di bawah ya guys biar cepat gue revisi. So sorry juga kalau ada yang kurang berkenan dengan tulisan gue karena ini pure opini gue sih ya. Semoga kita bisa menjadi lebih baik dengan adanya kritik dan saran dari orang lain. Tungguin final part gue ya, yang bakal gue kasih TOTAL PRICE gue selama di Bali, biar bisa jadi estimasi kalian kalau mau piknik ala sobat mizqyn. Sekian. See you….



Minggu, 22 Juli 2018

EXPLORE BALI : 4 Hari 3 Malam

PART 2


Hay hay hay……

Balik lagi ama gue di hari kedua di Bali. Hari ini, 15 Juli 2018, hawanya sangat-sangat dingin. Semalem gue tidur tanpa AC karena udaranya sangat dingin. Lantai di kamar hotel saja ketika diinjak terasa banget dinginnya, sedingin sifatmu saat chat diriku. Uluh uluh….

Nih jam 6 pagi dari depan kamar gue. itu yang lampu di crane  adalah proyeknya Trans Studio.


GBI ROCK

Pagi ini gue bangun pagi banget, jam 6 WITA, saat matahari belum terbit gue udah bangun. Gue buka jendela ternyata, HUJAN. Pantesan dari semalam udara dingin. Tapi gue emang rencana bangun pagi karena gue harus ke gereja. Waktu di Solo gue udah cari tahu info ke gereja terdekat dengan hotel. Gereja terdekat dengan Kiki Residence yakni GBI Rock. Gereja ini masih satu keluarga ama yang JPCC. Cuma jalan kaki ga sampai 5 menit. Entah itu jalan atau buru-buru biar pakaian ga basah. Kenapa gue ga pakai payung? Karena ternyata FO hotel ga punya payung. Hmmm gapapa deh kapan lagi hujan-hujanan di Bali. Oh gue lupa, gue order motor buat dianter jam 8 pagi, jadi dihandle temen yang stay di hotel. Pada part sebelumnya gue belum kasih tau ya kalau waktu kita order motor ada dokumen yang harus di kirim? Yaps, kita harus kirim KTP sama SIM ke jasa sewa motor. Semua serba simple. Gue sempet bingung nyari bangunan gereja yang mana, soalnya gaada papan penunjuk. Emang di Gmaps benar sih di situ tempatnya. Maka dari itu mulut digunakan saat itu untuk bertanya hahaa…. Tempatnya ternyata di Rock Convention Centre (seiinget gue sih, cmiiw). Awal masuk gue kepagian ternyata, jam 7 udah di situ. Mulainya jam 7.30. Orang-orangnya ramaaaaah buanget. Mereka tahu kalo gue pendatang baru di GBI Rock. Gerejanya nyaman sih, di lantai 2 jadi bisingnya jalanan ga bakal kedengeran. Kalau kalian ngajak temen bule juga bisa karena di sini ada English servicenya. Jam 9 kelar ibadah, turun ke bawah, banyak yang jualan. Waaaa surge bagi perut yang lapar karena belum sarapan. Tapi gue pengin banget namanya Nasi Jenggo. Banyak yang jual di pinggir jalan antara gereja ke hotel. Eh depan gereja juga ada yang jual nasi jenggo tapi gue kehabisan. Ga putus semangat, gue masih mencari sambil hujan-hujanan. Sanati ga bakal kehabisan karena ada banyak yang jual kok. Jadi, nasi jenggo itu kek nasi kucingnya orang Jawa. Bedanya, di dalem bungkusnya ada mie dan dagingnya beda-beda. Ada isian ayam, ikan laut, atau pun sapi. Harga Cuma Rp 5.000,-  dengan gorengan harga Rp 1.000,- . Bentuknya kerucut. Sudah sangat kenyaaaaaaang karena porsinya lebih banyak dari nasi kutjing.

di dinding arah pintu masuk main hall gereja.

main hall GBI Rock

Nih jualannya banyak

Nih  jualannya lagi porsi gede


Udah mulai jam 10 dan hujan masih belum reda. Ubah rencana. Actually, hari kedua ini rencana gue mau ke Tanjung Benoa, Nusa Penida, Water Blow, Pandawa, Uluwatu. Tapi mungkin kandas karena cuaca yang tidak terduga. 10.15, hujan masih rintik-rintik. Kita nekat aja karena ada mantel batman di dalem motor rentalan.Wkwkwk motor rentalan, iyalah daripada elu cintanya dirental. Apaan sih… Lanjut, gue langsung meluncur ke Tanjung Benoa. Jalan lumayan ramai karena weekend. Khususnya arah ke bandara. FYI, bandara sedang ada tahap pembangunan underpass buat akses cepat ke bandara jadi bikin macet (saaat itu) sekitaran kawasan itu. Akses ke Tanjung Benoa ada 2. Lewat told an jalan biasa. Kalau mau ngerasain naik motor lewat jalan di tengah-tengah laut ya lewat tol. Tapi saat ini jika mau masuk tol harus pakai e-toll  bisa di beli di minimart atau jika sudah punya e-toll  langsung gas aja. Seru juga ya sebenernya naik motor di jalan tengah-tengah laut, tapi saying gue ga mau ribet jadi gue lewat jalur biasa aja. Jalannya juga ga susah-susah amat. Ada hal menarik ketika gue hamper sampai ke Tanjung Benoa. Gue ngelewatin jalan yang kanan kirinya itu hutan bakau dan langsung bawahnya air laut. Jalannya mulus, anginnya sepoi-sepoi, gue jadi ingin tiduran di jalanan kek anak-anak Jakarta pas lebaran.


TANJUNG BENOA

Pas di jalan gue juga rada kerasa aneh soalnya ada mas-mas eh bli-bli yang ngeliatin gue dari atas sampe akhir. Sambil jalan gue sambil doa. Rumah gue jauh soalnya. Tuh benerrr…. Pas memasuki kawasan Tanjung Benoa tuh orang mepetin gue sambil nyodorin kertas bergambar salah satu resort dan menjual produknya kalau gue ke resort itu nanti gratis foto-foto tapi kalau mau water sport bayar. Sedihnya ida juga bilang “saya bukan bekal, saya Cuma nawarin resort karena resort saya sepi.” Gimana ya, its my first time ada orang marketing nawarin produknya kek begal gitu. Maaf beribu maaf ya bukannya gue benci gue jijik (ala-ala Afifah “Orang Ketiga”) tapi menurut gue malah nyeremin kalau tekniknya gitu. Kalau pikiran kotor gue, nytar gue mau terus digiring ke “resort”nya ternyata tempat sepi dan dibegal. Maaf ya ini opini gue aja. Gue nolak bilangnya “maaf Bli saya sudah ditunggu teman di resort Tanjung Benoa sana.” Yaudah deh Bli nya tadi pergi ke arah balik. Huh…. Aman deh gue? Engga, itu belum berakhir, belum! Pas udah di kawasan gue juga dilihatin dan dibuntutin bapak-bapak tinggi gede gitu. Sampai gue kenceng ngegasnya biar dia ketinggalan, trus gue belok-belokin gang. Ternyata pad di gang yang gue belokin ada upacara adat, dan diteriakin pecalang buat balik arah.
Eh si bapak nyamper: “Udah ikut saya aja, di sini lagi banyak upacara,  biar saya antarkan. Percaya saya, saya disuruh pihak sini untuk mengantarkan turis.”
Gue nyahut: “Tapi Pak, saya udah ditunggu teman.”
Si Bapak pinter aja nyari celah: “Temannya di mana? Sini saya antarkan, ikut saya dulu”
Karena gue bohong, ketahuan deh. Gue ngikut aja si Bapak. Berhentilah di salah satu resort. Gue digiring masuk, ketemu sama marketing rsort itu. Kita duduk dan dijelaskan tentang produk yang mereka jual yakni water sport. Gue bilang baik-baik kalau tujuan gue di tanjung benoa hanya menikmati  pantai saja tidak ingin water sport dan sebagainya. Marketingnya memakluminya dan menjelaskan juga kalau bapak-bapak tadi adalah marketing lapangan mereka. Lega lah gue, tadi udah keringet dingin mau dibawa kemana akhirnya tahu jawabannya. Si mas-mas marketingnya juga kasih info kalau Tanjung Benoa ini sudah resort-resort jadi khusus buat water sport tapi kalau mau main ke pantai bisa ke Nusa Penida. Akhirnya gue ke luar Tanjung Benoa dan memutuskan untuk ke Nusa Penida. Padahal rencananya kalau ke Tanjung Benoa mau ke Pulau Penyu. Setelah kejadian itu gue ga ngelanjutin niat ke Pulau Penyu deh. Jarak dari Tanjung Benoa ke Nusa Penida lumayan deket sih (bagi gue).

NUSA DUA

Nusa Dua ini macam kompleks perumahan ya. Tertata gitu tempatnya, banyak hotel dan resort yang sudah perkompleks. Kita tinggal pilih saja mau kemana, pas waktu itu gue parkir deket sama Nusa Dua Surf. Parkir dimana saja bisa sih nanti tinggal kita jalan. Terus masuk ke lorong itu sampai ketemu pantai deh tapi sayangnya juga saat itu bibir pantai sedang di renovasi. Di sepanjang bibir pantai itu banyak pilihan beach club. Kalo ke kiri nanti akan ke pulau hutan yang dihubungkan jalan semacam jembatan gitu. Kalau ke kanan nanti ke arah nusa penida yang lain. Sebenarnya kalau ke sini sore enak, bisa buat jogging. Gue memutuskan untuk ke kanan dulu. Setelah jalan-jalan beberapa menit gue lihat ada tulisan NUSA DUA LIGHT FESTIVAL. Lucky me, ternyata pas di sana ada light festivalnya Nusa Dua.  Unfortunely gue ke situ pas siang bolong. Good newsnya sih gue ga bayar karena kalau datang pas malam harus bayar. Bagi gue amazing banget sih ini tempat. Kapan lagi ketemu light festival kek ginian. Itu pukul 12.00 WITA jadi bisa kalian bayangin gimana “blureng-blureng”nya gue. Saran gue sih bawa paying kalau ga mau kepanasan tapi kalau mau sun bathing gapapa. Banyak kok bule-bule yang telanjang dada pas ke sini wkwkwk 

ini lorong yang gue bilang, foto pake DSLR.


ini foto pake Hp. Buluk!



salah satu spot Light Fest.

ini belakangnya ada patung iconis, sebenarnya ini stage sih gue pake spot foto haha....
ini nih privat beach yang ada mirip Tanah Lot
ini lokasi yang buat PW

tuh kan dibilang PW


sini aku gandeng dek.
ini salah satu beach club, namanya Agenda'z. gue cuma mampir foto doang haha...

lepas pantai
Jangan buta arah ya apalagi buta cinta.





WATER BLOW NUSA DUA

Di lokasi light festival itu ada dua patung yang dijadikan background stage, nah gue telusurin tuh jalan ke bawahnya. Gue nemu satu gapura tulisannya WATER BLOW. Ini nih sesuai rencana gue kalau hari itu harus ke water blow. FYI, waterblow itu jadi spot saat ombak besar menabrak batu-batuan sehingga menimbulkan efek semacam air mancur alami tapi dengan kekuatan yang besar. Ada jarak minimal yang bisa dipijak oleh pengunjung. Kalau ada tanda spot jangan nekat masuk. Seperti kejadian yang gue alami. Ada sepasang suami istri yang nekat lewat tanda itu. Sebenarnya, yang nekat si istri si Cuma ya namanya suami pasti ngikutin kata istri. Untung gue ga ikut-ikutan mereka. Dari jauh ada bapak-bapak teriak-teriak bahasa Bali intinya yang gue tangkap sih beliau marah banget sama secouple ini. Kalau bapak ga ngingetin yang rugi ya secouple ini. Malah bisa gue jadiin bahan hengpong jadul kalau mereka kenapa-napa kena water blow wkwkwk jahat ya gue. Kalau kalian mau dapet moment pas airnya nyembur ya siap-siap aja luangin waktu agak lama untuk pose. Situasi ini berasa gue dari desa yang gaada kereta trus dibawa ke kota dan lihat kereta. Hahaa….. Ga percaya? Buktiin deh. Pasti kalian heboh sendiri. Ini tontonan gratis ya.
Lanjut jalan, ada satu arah yang itu ke pantai tersembunyi yang di sebelahnya ada karang yang atasnya ada pura nya. Semacam di tanah lot. Tapi hati-hati ya kalau mau berenang. Emang sih ombaknya ga gede, itu godaan banget. Tapi hati-hati kalau tergoda kalian bisa terlena. Gue nengok bentar.
Lanjut jalan lagi, nah ini nih. Favorit banget. Bibir pantai yang lebar, pantai yang tenang. Mau main air? Bisa, Foto-foto? Bisa. Sun bathing? Bisa. Cari kenalan di tinder? Bisa bisa bisa. Kalian bisa ngapain aja deh di sini. Intinya ini tempat keren banget. Paling penting kalian bakal lupa waktu karena PW.
Jam 3an, gue pulang. Pas di pintu keluar ternyata dimintain bayaran parkir. Hanya Rp 3.000,- saja. Murah bangeeet untuk berwisata di kawasan seperti itu. Sebelum balik hotel gue melipir di Pie Susu Dhian menurut beberapa orang sih ini pie susu yang paling enak di antara yang lain. Tapi pas gue ke sana cuma ada rasa yang original. Tapi kalian ga perlu khawatir kalau mau cari makanan yang lain, karena di Pie susu Dhian ini juga ada oleh-oleh khas Bali yang lain. Harganya juga pas di kantong. Boleh deh dicoba sendiri atau sebagai oleh-oleh.
Balik hotel. Pas di jalan gue lupa kalau gue belum makan. Deket hotel ada makanan khas bali namanya Ayam Sambal Tempong. Di kiri jalan. Tapi gue pesen yang sayur aja, namanya tipat cantok Harganya? Murah aja Cuma Rp 10.000,-  dan esteh Rp 5.000,-

nih gue lucky banget daper shoot water blow.




Balik, mandi, istirahat

Ini nih namanya tipat cantok

Ternyata di Bali ada Nasi Goreng KFC wkwkw


BEACHWALK BALI

Setelah siap, jam 19.00 WITA gue meluncur ke Beachwalk. Dimana sih ini tempat? Di daerah Kuta. Hotel tempat gue stay ini dekat dengan Pantai Kuta jadi kalau mau ke pantai tinggal mlipir masuk-masuk ke gang aja. Kalau malem emang rada macet ya  ini tempat. Mungkin itu faktor Gmpas tidak berjalan ketika gue melewati sebuah jalan. Sapai akhirnya gue lewat di jalanan samping kuta. Berasa hidup banget kawasan ini karena ramenya dan gemerlapnya bangunan. Di sisi kiri jalan banyak tempat parkir yang bisa digunakan untuk memarkirkan motor kalian. Konon mall ini adalah mall hits di Bali. Gue ngerasanya kok mirip sama Paris Van Jawa(PVJ) nya Bandung. Kenapa? Karena mall ini berbasis lingkungan jadi semacam mall outdoor dan di atapnya banyak pepohonan, di lantai paling atas juga terdapat taman. Mungkin kalau masih ada matahari kelihatan pantainya kali ya. Soalnya gue dating ke san pas malam. Brand-brand terkenal juga ada di sini semua. So, jaga dompet biar ga kalap pas belinya. Khususnya di centre of mall ada toko candy yang pastinya bakal bikin cewek-cewek tertarik buat beli. Untuk harga ya bedalah ya sama mall menengah ke bawah. Ini udah mall semacam Grand Indonesia. Akibat perbincangan gue dengan salah satu owner toko di Beachwalk gue jadi tau mungkin ini mall yang bukanya paling lama karena tutupnya jam 12 malam. Wow…. Jadi kalian yang mau ngemall malem pake banget ga perlu ketakutan untuk berbelanja ke mall ini karna keburu tutup. Setelah gue muter-muter ini mall gue keluar dan di luar masih sangat rame. Ada banyak café maupun resto di sepanjang jalan itu. Dulu pas gue ke sini lagi ada event Final Piala Dunia jadi banyak café-café yang bikin nobar. Dari ujung ke ujung semua rame. Malah gue berasa di Malioboro Jogja cuma di sini lebih international taste. Gue jalan dari ujung ke ujung sampai hamper jam 12 malam dan perut lapar. It’s a problem bagi sobat mizqyn yang berada di situesyen cafe-cafe borjuis. And it’s a wrap! Ada ibu-ibu penjual nasi jenggo di tengah hiruk pihukya kehidupan malam di kuta. Seperti menemukan oase di tengah padang sahara. Gue borong tuh ama geng gue. Gue lupa nama ibu asal Banyuwangi. Jualannya di deket circle K, ga jauh dari Beachwalk. Cuma nasinya emang rada naik harganya. Rp 7.000,- untuk satu porsi nasi Jenggo dan Rp 1.000,- untuk gorengan. Mineral water gue beli di circle K Rp 5.000,- Sudah beli makan terus bingung mau makan dimana. Gengsi juga sih makan nasi bungius di tengah kaum sosyialita. Tapi kalau malu ya laper wkwkwk kita memutuskan untuk masuk ke Pantai Kuta. Gelap? Banget hahaha….. Kok bisa masuk jam segitu? Iya kata bapak parkir kalau Pantai Kuta tutup sampai tengah malam kalau udah mau tutup nanti ada pengumumannya pake speaker. Ada note juga kalau mau main ke Kuta pas malam hari. yakni jaga barang-barang kalian. Di sana (kata Bapak) emang gaada jambret atau begal tapi kalau kita lengah barang kita bisa hilang. Hampir jam satu, gue balik hotel buat lihat piala dunia. Tapi sayang di sayang channel Trans Tv atau Trans 7 gaada, baiklah untung ada wifi buat streaming lancar.





candy land!!!

ini di taman atas mall
jembatan hits di Beachwalk
biar kek anak hits

biar kek anak hitz yang foto di sini



Itu dia part 2 cerita gue tentang explore Bali. Bakal gue update lagi part 3 nya. Ditunggu deh pokoknya secepatnya bakal di update. Maaf kalau ada informasi yang kurang tepat, bisa diralat dengan komen di bawah. Jangan lupa juga buat teman-teman share blog saya ya. Thank you❤☺….